Jumat, 18 Juli 2008

Suami teladan


Rasulullah adalah sosok suami teladan. Menginjak umur 25 tahun, Muhammad Rasulullah menikah dengan Khadijah binti Khuwailid. Sejak itu beliau mengarungi kehidupan rumah tangga yang penuh ketentraman. Rasulullah amat menghormati wanita, terlebih istrinya. Beliau bersabda, “Tidaklah orang yang memuliakan wanita kecuali orang yang mulia, tidaklah orang yang menghinakannya kecuali orang yang hina”.

Menghormati istri adalah kewajiban suami. Alquran berkali-kali memerintahkan para suami agar menghormati dan berbuat baik terhadap istri. Perbuatan baik ini tidak terbatas pada berlaku sopan terhadap istri saja, tapi mencakup bersikap sabar ketika menghadapi kemarahan istri sebagai rasa sayang atas kelemahannya.


Rasulullah menyatakan: “Wanita itu diciptakan dari tulang rusuk. Bila kamu luruskan (dengan keras) berarti akan mematahkannya”. Hadis tersebut menunjukkan keteladanan beliau dalam menghormati istrinya, dengan menampakkan sikap lembut, tidak mengkritik hal-hal yang tidak perlu untuk dikritik, memaafkan kesalahannya, dan memperbaikinya dengan kesabaran. Bila terpaksa harus bertindak tegas, beliau lakukan hal itu disertai dengan kelembutan dan kerelaan. Sikap tegas dan keras untuk mengobati keburukan dalam diri wanita, sedangkan kelembutan dan kasih sayang untuk mengobati kelemahan dalam dirinya.

Rasullullah SAW telah memperlihatkan teladan yang bisa diikuti oleh semua kaum lelaki dalam mengurus rumah tangganya. Beliau tidak mengandalkan istri dalam mengerjakan sesuatu. Banyak pekerjaan yang dilakukan dengan tangannya sendiri, seperti menjahit pakaian, memerah susu kambing, pergi ke pasar, dan lain-lain.

Rasulullah adalah suami yang baik. Selain memberi kasih sayang dan cinta kepada istri-istrinya, Rasulullah selalu memberikan keteladanan kepada istri-istrinya. Karena baginya, menjadi suami bukanlah sebagai pelengkap dari sebuah rumah tangga, tetapi juga sebagai pendakwah sekaligus pemimpin yang bisa membawa menuju ridha Allah.

Selain itu, Rasulullah juga sering meluangkan waktu untuk bercanda dan bersenda gurau dengan istri-istrinya. Dalam satu riwayat, beliau pernah lomba lari dengan Aisyah. Kadang beliau berpura-pura kalah, dan kadang suatu waktu beliau juga menang. Dan, beliau adalah suami yang paling lembut terhadap istri-istrinya. Sabdanya, “Mukmin yang paling sempurna adalah Mukmin yang paling baik akhlaknya dan paling lembut terhadap keluarganya”. Sehingga Rasulullah sangat membenci suami yang memukul istrinya.

Sabdanya pula, “Tidakkah seseorang dari kamu merasa malu untuk memukul istrinya sebagaimana dia memukul hambanya? Di waktu pagi istrinya dipukul kemudian di waktu malam ditidurinya pula

Tidak ada komentar: